Blog Mabsus Abu Fatih

25 September 2015

Dosa Apakah yang Diampuni dengan Puasa Arofah?

ALHAMDULILLÂH atas nikmat panjang umur yang diberikan Allâh Subhanahu Wa Ta’âlâ sehingga kita bisa bertemu dengan Hari Raya Idul Adha tahun ini. Kebahagian Idul Adha tentu dirasakan berkali lipat oleh saudara-saudara kita yang merayakannya di tanah suci bersamaan dengan pelaksanaan ibadah mulia nan agung, Ibadah Haji. Semoga kita yang belum bisa merasakan nikmatnya Idul Adha bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji_termasuk penulis, bisa melaksanakannya di tahun-tahun mendatang. Âmîn yâ robbal ‘âlamîn.
Bagi  kita yang tidak atau belum bisa melaksanakan Ibadah Haji, punya kesempatan untuk menambah amal sholeh dengan melaksanakan Ibadah Kurban. Disamping itu juga bisa dengan melaksanakan Puasa Arafah, puasa pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah yang bertepatan dengan pelaksaan wukuf di arofah. 
Share:

5 September 2015

Pandangan Ulama Sunni tentang Syiah

ritual sesat syiah
Di dalam buku Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia yang dikeluarkan oleh Tim Penyusun MUI Pusat, (Al Qalam, 2013) hal. 16 – 17 dikutip pendapat Dr. Ali Muhammad ash-Shallabi yang bersumber pada buku Khawarij dan Syi’ah dalam Timbangan Ahlus Sunnah wal Jamaah, (Pustaka Al-Kautsar, 2011) hal. 146, sebagai berikut:
Para ulama pakar perbandingan aliran Islam mencatat bahwa Syi’ah itu ada tiga jenis golongan: 

Pertama, Syi’ah ‘Ghaliyah’ atau ‘Ghulat’ yang berpandangan esktrem seputar Ali bin Abi Thalib r.a. sampai pada taraf menuhankan Ali atau menganggapnya nabi. Kelompok ini sangat jelas kesesatan dan kekafirannya. 

Kedua, Syiah ‘Rafidhah’ yang mengklaim adanya nash/teks wasiat penunjukkan Ali sebagai khalifah dan berlepas diri dari, bahkan mencaci dan mengkafirkan, para khalifah sebelum Ali dan mayoritas para sahabat nabi.Kelompok ini telah meneguhkan dirinya ke dalam sekte Imamiyah Itsna ‘Asyariyah dan Isma’iliyah. Tetapi secara umum tidak mengafirkan mereka. 
Pandangan Ulama Sunni tentang Syiah
Ketiga, Syi’ah Zaidiyah, yaitu para pengikut Zaid bin Ali Zainal Abidin yang mengutamakan Ali r.a. atas sahabat lain dan menghormati serta loyal kepada Abu Bakr dan Umar r.a. sebagai khalifah yang sah.
Di halaman yang sama (hal. 17) dari buku tersebut juga disebutkan : “Umumnya ulama Sunni menerima madzhab Zaidiyah, terutama dalam fiqih dan hadits, seperti penerimaan kitab Naylu al-Awthar (syarah hadits) dan Irsyad al-Fuhul (ushul fiqih) karya Imam as-Syaukani dan Subul as-Salam Syarh Bulugh al-Maram karya Imam ash-Shan’ani.”
Allahua’lam bi ash-showaab.
Mabsus Abu Fatih
Share:
CARI ARTIKEL

Postingan Populer