Blog Mabsus Abu Fatih

10 Desember 2020

Meluruskan Pernyataan Nikita Mirzani tentang Neraka

Nikita Mirzani
Nikita Mirzani kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Pada Senin, 23 November 2020 saat melakukan live Instagram, Nikita Mirzani dengan entengnya menyatakan bahwa dia tidak tergila-gila masuk surga. Dia bahkan lebih suka memilih masuk neraka. Happy katanya karena banyak ketemu para artis di neraka nanti.

“Lagian gue kan juga udah bilang, gue enggak tergila-gila sama surga, Say. Gue mah di neraka juga nggak apa-apa. Gue happy. Gue mending masuk neraka aja, banyak ketemu artis-artis” demikian pernyataan Nikita Mirzani yang banyak diangkat oleh berbagai media online. Salah satu di antaranya oleh tribuncirebon.com pada 26/11/2020.

Potongan video live Instagram Nikita Mirzani tersebut kemudian tersebar luas melalui sosial media baik facebook, twitter, instagram, whatsapp maupun sosial media lainnya. Pernyataan Nikita Mirzani tersebut berbahaya dilihat dari dua sisi. Dari sisi konten dan dari sisi dia sebagai seorang publik figur.

Dari sisi konten

Pernyataan Nikita Mirzani berbahaya dari sisi konten karena meremehkan neraka. Menurut Nikita, di neraka bisa melakukan pesta layaknya di dunia. Padahal surga dan neraka merupakan perkara penting dalam agama Islam, bahkan semua agama khususnya agama samawi pun menjadikan urusan surga neraka adalah urusan yang sangat penting.

Meremehkan neraka dikhawatirkan tergolong ke dalam bentuk mengolok-olok agama sehingga bisa membahayakan faktor keimanan. Saat ditanya oleh jamaahnya berkaitan dengan pernyataan Nikita Mirzani, Buya Yahya, Pimpinan al-Bahjah Cirebon menyampaikan bahwa hal yang menjadikan seseorang keluar dari iman adalah merendahkan surga dan merendahkan neraka. Buya Yahya juga menyampaikan bahwa semua dosa akan dilakukan oleh mereka yang sudah tidak takut neraka. Paling bahayanya manusia kalau sudah tidak percaya dengan hari pembalasan. (Tanggapan Buya Yahya Tentang Pernyataan Artis Menantang Masuk Neraka, Channel YoutTube Al-Bahjah TV, 23/11/2020)

Neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali. Dinyatakan sangat jelas di dalam al-Quran dan hadis. Ulama pun tak kurang-kurangnya menyatakan betapa mengerikannya neraka. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim disebutkan bahwa seringan-ringan siksa penghuni neraka adalah dipakaikan sandal dari bara api neraka, hingga otaknya mendidih. Jika siksa yang paling ringan saja demikian, tentu siksa yang lebih berat, lebih mengerikan lagi. Di dalam riwayat yang lain, dalam Shahih Ibnu Hibban disebutkan jika batu dilempar dari tepi neraka jahannam akan membutuhkan waktu selama 70 tahun perjalan sebelum tiba di dasar neraka. Tentu bagi mereka yang memiliki keimanan, gambaran neraka tersebut sangat mengerikan. Tidak seperti yang dinyatakan oleh Nikita Mirzani. Dan semoga kita terhindar dari siksa neraka yang demikian.

Publik Figur

Pernyataan Nikita Mirzani juga berbahaya karena dia adalah seorang publik figur yang bisa diikuti perkataannya dan perbuatannya. Seorang publik figur pastilah memiliki penggemar dengan jumlah yang tidak sedikit. Idola berpotensi diikuti oleh penggemar, pun demikian halnya dengan pernyatan Nikita Mirzani berpotensi diikuti oleh penggemarnya atau dijadikan sebagai bahan guyonan oleh penggemarnya.

Perilaku Shanta (17 tahun), seorang remaja asal Odense, Denmark yang rela menghabiskan ribuan dolar hanya untuk meniru gaya Christiano Ronaldo, sang idolanya adalah bukti bahwa keberadaan publik figur bisa mempengaruhi sang penggemar. (liputan6.com, 07/08/15)

Bahkan kecintaan terhadap idola bisa mendorong sang penggemar melakukan tindakan yang diluar batas normal. Masih segar dalam ingatan bagaimana seorang penggemar membakar Toyota Aphard milik Via Vallen. Atau kasus Haringga, seorang supporter sepakbola yang tewas mengenaskan dikeroyok suporter lawan, adalah bukti bahwa Idola bisa memberikan pengaruh yang besar bagi penggemarnya.

Maka wajar jika seorang Via Erlinda, anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pernah menghimbau kepada artis-artis untuk bisa menjaga sikap. Karena medan magnet publik figur sangat kuat dan bisa diikuti. (tribunmanado.co.id (20/02/2016)

Memang, pernyataan Erlinda berkaitan dengan kasus pelecehan terhadap bocah SMA yang dilakukan oleh artis dan juga pedangdut beinisial SJ. Namun dari sisi sama-sama publik figur, pernyataan anggota KPAI tersebut masih relevan dikaitkan kepada Nikita Mirzani.

Maka, kepada Nikita Mirzani dan publik figur lainnya, diharapkan bisa menjaga sikap dan ucapannya karena berpotensi diikuti oleh para penggemar. Publik fihur hendaknya bisa memberikan contoh yang baik bagi masyarakat. Karena perilaku dan perkataan yang baik bisa memberikan pengaruh yang baik bagi masyarakat. Sebaliknya, perilaku dan perkataan yang buruk bisa memberikan pengaruh yang buruk juga bagi masyarakat.

Kepada orang tua, juga diharapkan bisa menjaga pergaulan dan tontonan anak-anaknya. Orang tua juga hendaknya bisa membimbing anak-anaknya dalam menyaring mana yang buruk dan mana yang baik. Karena keluarga adalah benteng pertahanan dalam menjaga anggota keluarga dari pengaruh dan nilai yang yang ada di masyarakat.

Mabsus AF

Share:
CARI ARTIKEL

Postingan Populer