Syaikh Muhammad Mutawalli Sya'rawi Rahimahullah adalah seorang ulama dan penulis yang produktif. Banyak buku yang beliau karang dan diterjemahkan ke dalam berbagai macam bahasa. Salah satu buku beliau adalah ad-Du'a Al-Mustajab. Dalam edisi bahasa Indonesia diterjemahkan "Doa Yang dikabulkan". Buku ini sangat bagus dan beruntung sekali saya mendapatkan buku ini dari seorang Netizen yang menjual buku-buku bekas. Dijual dengan harga 5.000 atau 10.000 saya lupa. Dengan ukuran sebesar buku Yasin dan dengan jumlah 148 hal, memang harga bekasnya tak lebih dari 10.000. Namun jika dilihat dari isi dan kwalitas penulisnya, harga 10.000 jelas sangatlah murah.
Buku krangan ulama yang wafat pada 17 Juni 1998 tersebut membahasa 6 fasal pembahasan.
Fasal Kesatu : Yang dimaksud dengan doa, doa dengan kebaikan dan keburuka , waktu doa dan doa intinya ibadah
Fasal Kedua : Doa dalam Al-Qur'an, doa dunia, doa dan kelemahan, taubat untuk menghapus doa
Fasal Ketiga : Doa Malaikat dan para Nabi, Doa Rasul dan Nabi, doa Nabi Ibrahim, Ibadah dan empat puluh tahu. Antara doa dan Ijabah
Fasal Keempat:
Doa Rasulullah, doa sebelum dan sesudah tidur, dari Allah dan kepada Allah, hubungan dengan Allah tidak pernah berhenti, tuannya Istighfar, aktivitas dan kondisi kehidupan, setiap situasi doanya, Rahmat, barokah dan keridhoaan
Fasal Kelima:
Saat-saat dikabulkan doa, harta haram, doa orang berpuasa, tempat dan saat terpilih, doa dan tingkatannya yang tertinggi, kecerdikan orang yang beriman
Fasal keeenam :
Mendoakan keburukan, doa yang dianiaya, doa dan takdir, qodlo dan doa, tidak ada sesuatu yang tidak diketahui Allah, Syafaat pada hari kiamat.
Salah satu bahasan menarik saya temukan misalnya pada hal. 107 disebutkan bahwa tempat-tempat semisal Ka'bah atau masjid Nabawi maupun di London pada hakekatnya sama dari sisi Allah ada di setiap tempat. Yang membedakan adalah dekat dan jauhnya hamba dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Yang menjadi sebab pengkabulan doa adalah kedekatan dengan Allah SWT.
Ketika kita berdoa di Masjidil Harom misalnya, gambaran duniawi tidak tampak dalam benak kita, yang ada hanya dzikrullah, mendekatkan diri kepada Allah dan menyucikan Allah. Dalam nuansa itulah keadaan kita yang paling dekat kepada Allah dan paling banyak kemungkinan dikabulkan doa kita.
Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa rahasia terkabulnya doa adalah ketaatan dan kedekatan kita dengan Allah SWT. Untuk doa meminta urusan yang sangat besar tidak perlu menunggu hadir ke Baitullah - meski itu tetap harus kita programkan. Berdoalah di mana saja dan kapan saja. Yang terpenting adalah dekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Karena itulah rahasia utamanya.
Selamat mengawali pagi dengan kebaikan.
Mabsus Abu Fatih